Instruksi Paulo Fonseca Tidak Jelas, Pemain AC Milan Bingung Sendiri
Liga Italia baru berjalan 2 putaran, AC Milan sudah masuk mode krisis.
I Rossoneri tidak pernah menang dalam 2 penampilan perdana.
Mereka ditahan Torino 2-2 setelah nyaris kalah pada pekan pertama di San Siro (17/8/2024).
Seminggu kemudian, Rafael Leao dkk. kalah 1-2 dari tuan rumah Parma. Krisis hasil yang dialami AC Milan bahkan tidak bisa dibilang kecil. Soalnya, jika ikut menghitung musim lalu, AC Milan hanya bisa menang sekali dalam 11 laga terakhir di semua kompetisi. Penampilan Setan Merah kacau balau dalam pertandingan melawan Parma. Tidak ada keseimbangan di mana AC Milan berulang kali terekspos dengan buruk oleh serangan balik Parma. Usai pertandingan, pelatih AC Milan, Paulo Fonseca, menyalahkan pemainnya. Pria asal Portugal menyebut timnya tidak punya komitmen untuk bertahan bersama-sama. "Kami mencoba menekan lebih tinggi dan mendapatkan masalah," kata Fonseca seperti dikutip HOYASLOT dari beurkmagazine.com. "Ketika lawan bisa keluar dari tekanan, sulit untuk tetap kompak dan memulihkan posisi." "Ada banyak masalah. Buat saya ini soal sikap, energi, dan kurangnya keinginan untuk bertahan sebagai sebuah tim." "Secara keseluruhan, kami sangat buruk dalam bertahan." "Tidak mungkin menang ketika kami bertahan seperti itu." "Kami tidak bertahan sebagai sebuah tim tetapi juga gagal dalam duel-duel individual." "Kami selalu terlambat dalam menekan, selalu meninggalkan ruang, dan salah dalam penjagaan untuk mencegah lawan mendapatkan situasi bagus." Akan tetapi, dalam wawancara terpisah, gelandang Yunus Musah secara tersirat balas menyatakan instruksi Fonseca yang tidak jelas. Pemain asal Amerika Serikat itu mengaku bahwa dirinya bingung sendiri. Musah tidak selalu paham apa yang harus dilakukannya di atas lapangan. 'Terkadang saya ragu-ragu apakah harus menekan atau tinggal di belakang," ujarnya. "Kemudian saya bermain lebih agresif dan membuat bek-bek tengah berhadapan dengan lawan di belakang saya." Masalah ini jelas harus segera diatasi oleh AC Milan. Pada laga berikutnya, Sabtu (31/8/2024), Tijjani Reijnders dkk. akan menghadapi tim kuat Lazio di kandang lawan.
Seminggu kemudian, Rafael Leao dkk. kalah 1-2 dari tuan rumah Parma. Krisis hasil yang dialami AC Milan bahkan tidak bisa dibilang kecil. Soalnya, jika ikut menghitung musim lalu, AC Milan hanya bisa menang sekali dalam 11 laga terakhir di semua kompetisi. Penampilan Setan Merah kacau balau dalam pertandingan melawan Parma. Tidak ada keseimbangan di mana AC Milan berulang kali terekspos dengan buruk oleh serangan balik Parma. Usai pertandingan, pelatih AC Milan, Paulo Fonseca, menyalahkan pemainnya. Pria asal Portugal menyebut timnya tidak punya komitmen untuk bertahan bersama-sama. "Kami mencoba menekan lebih tinggi dan mendapatkan masalah," kata Fonseca seperti dikutip HOYASLOT dari beurkmagazine.com. "Ketika lawan bisa keluar dari tekanan, sulit untuk tetap kompak dan memulihkan posisi." "Ada banyak masalah. Buat saya ini soal sikap, energi, dan kurangnya keinginan untuk bertahan sebagai sebuah tim." "Secara keseluruhan, kami sangat buruk dalam bertahan." "Tidak mungkin menang ketika kami bertahan seperti itu." "Kami tidak bertahan sebagai sebuah tim tetapi juga gagal dalam duel-duel individual." "Kami selalu terlambat dalam menekan, selalu meninggalkan ruang, dan salah dalam penjagaan untuk mencegah lawan mendapatkan situasi bagus." Akan tetapi, dalam wawancara terpisah, gelandang Yunus Musah secara tersirat balas menyatakan instruksi Fonseca yang tidak jelas. Pemain asal Amerika Serikat itu mengaku bahwa dirinya bingung sendiri. Musah tidak selalu paham apa yang harus dilakukannya di atas lapangan. 'Terkadang saya ragu-ragu apakah harus menekan atau tinggal di belakang," ujarnya. "Kemudian saya bermain lebih agresif dan membuat bek-bek tengah berhadapan dengan lawan di belakang saya." Masalah ini jelas harus segera diatasi oleh AC Milan. Pada laga berikutnya, Sabtu (31/8/2024), Tijjani Reijnders dkk. akan menghadapi tim kuat Lazio di kandang lawan.
0 Komentar