Jakarta. Perwakilan pemimpin di masa depan harus menyusun rencana metropolitan yang masuk akal, termasuk langkah-langkah untuk membatasi masuknya orang-orang yang tidak berbakat dan kurang informasi, jika mereka berniat mengubah Jakarta menjadi kota internasional, kata seorang pakar pada hari Rabu.
Dari HOYASLOT dari beurkmagazine.com
Meskipun Jakarta akan segera kehilangan statusnya sebagai ibu kota negara, Jakarta tetap menjadi magnet bagi para pencari kerja, terutama mereka yang berasal dari daerah provinsi yang peluang usahanya terbatas dan hortikultura tidak lagi menghasilkan pendapatan yang memadai, kata Ujang Komarudin dari Perguruan Tinggi Al Azhar di Jakarta.
Namun sebagian besar wisatawan tersebut tidak memiliki keterampilan dan landasan pendidikan yang diharapkan untuk bekerja di kota besar seperti Jakarta, kata Ujang.
“Banyak orang datang ke Jakarta untuk mencari uang, namun banyak pula yang tidak kompeten,” kata Ujang.
“Jakarta menjadi tujuan ketika tempat mereka dibesarkan atau kota tidak dapat membuka lahan baru, dan budidaya sulit dilakukan karena kekurangan pupuk kandang atau air,” tambahnya.
Banyak transien yang tidak berbakat berakhir sebagai pedagang kaki lima, penghibur, tukang sampah, atau, dalam skenario yang paling pesimistis, menjadi miskin, menurut Ujang.
Ketiga pendatang baru yang bersaing dalam keputusan politik Gubernur Jakarta pada tanggal 27 November harus mengkonsolidasikan kursus gratis dan mempersiapkan program bagi wisatawan yang tidak berbakat ke dalam yayasan mereka. Masing-masing pihak telah bersumpah untuk mengubah Jakarta menjadi kota mendunia selama misi mereka, ungkapnya.
“Kita tidak bisa menghalangi individu untuk pindah ke Jakarta, namun para pemudik memerlukan kemampuan dan pelatihan untuk mendapatkan posisi yang baik. Hal inilah yang harus disikapi oleh setiap kompetitor,” kata Ujang.
Seorang pejabat kota mengatakan sebelumnya bahwa kerangka bantuan pemerintah yang kuat di Jakarta, yang dianggap paling liberal di negara ini, merupakan pertimbangan utama lainnya yang menarik dana sementara.
Pemerintah biasa menawarkan banyak sekali sponsor keuangan untuk keluarga berpenghasilan rendah, yang mencakup layanan medis, pelatihan, transportasi, makanan, dan utilitas.
Setiap tahun, kota ini menghabiskan sekitar $1 miliar untuk dana abadi ini, dan banyak penghuni baru yang memanfaatkan kerangka tersebut, sehingga menjadi bergantung pada program bantuan pemerintah kota.
0 Komentar